Selasa, 12 Agustus 2014

Rabu 13 ke 2508014

Dalam sebuah hadits qudsi Allah SWT telah berfirman,

"Sesungguhnya Aku, jin, dan manusia berada dalam berita yang besar. Aku memperlihatkan rasa cinta kepada mereka dengan nikmat-Ku, padahal Aku tidak membutuhkan mereka. Sementara itu, mereka memperlihatkan rasa benci kepadaku dengan berbagai kemaksiatan yang mereka lakukan, padahal mereka butuh kepada-Ku. Siapa di antara mereka yang mendatangi-Ku, maka Aku menerimanya sejak dari jauh. Siapa di antara mereka yang berpaling dari-Ku, maka Aku menyerunya dari dekat. Aku tidak menghalangi para pelaku maksiat dari rahmat-Ku. Apabila mereka mau bertaubat kepada-Ku, maka Akulah kekasih mereka, karena Aku mencintai orang-orang yag selalu bertaubat dan menyucikan dirinya. Apabila mereka menjauh dari-Ku, maka Akulah tabib mereka. Aku akan menguji mereka dengan berbagai musibah demi membersihkan diri mereka dari segala dosa dan kesalahan mereka. Rahmat-Ku mengalahkan amarah-Ku, kelembutan-Ku mengalahkan ancaman-Ku, dan ampunan-Ku mengalahkan sanksi-Ku. Aku sangat sayang kepada para hamba-Ku jauh melebihi kasih sayang orang tua kepada anaknya."


Saudaraku, Betapa Allah sangat sayang kepada kita...Betapa Allah sangat sayang kepada kita...

Baca Ajah

Bismillahirahmanirrahim…

“Setiap kali aku membuka sebuah buku, aku menguak sepetak langit. Dan jika aku membaca sederetan kalimat baru, aku lebih banyak tahu dibandingkan sebelumnya. Dan segala yang kubaca membuat dunia dan diriku sendiri menjadi lebih besar dan luas.” # Jostein Gaarder dan Klaus Hagerup

Membaca adalah aktivitas yang sangat menarik, sungguh luar biasa. Kita menjadi Tahu karena kita membaca. Orang-orang pintar adalah orang yang suka membaca. Orang-orang Sukses yang saya temukan adalah orang-orang yang gemar sekali membaca, alias manusia pembaca. 

Generasi terbaik umat ini, memanfaatkan waktunya untuk membaca. 

Abu Bakar al-Anbari membaca setiap pekan sebanyak sepuluh ribu lembar.

Mus’ab Az-Zubair tetap membaca meski kitab yang dirusak tikus. “Aku membaca tulisan-tulisan yang masih jelas dan kutinggalkan tulisan yang tidak terlihat (pudar).”

Imam Abu Dawud, sangat kecanduan membaca, sehingga membawa dan meletakkan kitabnya pada lengan baju yang memang sengaja dijahit longgar. “Lengan yang longgar sebagai tempat menyimpan kitab dan yang sempit tidak memiliki kegunaan.”

Salah satunya seperti Ibnul Mubarak. Ibnul Mubarak adalah termasuk generasi ketiga setelah Rasulullah saw. (atba’ at-tabi’in). Beliau selalu menyempatkan diri untuk duduk bersama para shabat Rasulullah saw., dengan cara memahami ucapan-ucapan dan riwayat-riwayat mereka.

Pernah para murid beliau gelisah karena beberapa hari tidak menemukan kehadiran sang guru, maka mereka bertanya, “Mengapa Tuan tidak duduk mengajar kami?” Beliau menjawab, “Aku pergi untuk berteman dengan para sahabat dan tabi’in.” Ibnul Mubarak berkata demikian sambil memberi isyarat, bahwa diri beliau membaca kitab-kitab mereka.

Imam az-Zuhri adalah seorang pembaca berat. Beliau adalah salah seorang di antara sekian banyak fuqaha (ahli fiqih) dan muhadditsin (ahli hadis) serta salah seorang tokoh ulama di Madinah al-Munawwarah. 

Asy-Syaikh Ali Thanthawi membaca lebih dari sepuluh jam setiap hari. Rata-rata beliau dalam sehari mampu menghabiskan 100 halaman -200 halaman. Dan bila dihitung di usianya tujuh puluh tahun berarti ia menghabiskan 2.520.000 halaman – 5.040.000 halaman.

Subhanallah...

Ditulis Andria Pragholapati
Hari Sabtu, 3 Desember 2011

MERAYAKAN KERJA KERAS

Bismillahirahmanirrahim…

Mengadakan perayaan bagi mahasiswa akan mendorong mereka memperkuat rasa tanggung jawab dan mengawali proses belajar mereka sendiri.

Di hari selasa tanggal 22-11-2011 ini saya mencoba menulis kembali dari apa yg saya dapatkan hari ini. Alhamdulillah, hari ini saya mendapatkan ilmu baru mengenai cara seorang pengajar/guru/ Dosen mengajar di kelas, yaitu merayakan kerja keras. Tentu Anda ingin mengetahuinya bukan? 

Terima Kasih Anda masih membaca tulisan ini. Tulisan yg saya tulis ini juga berkaitan dengan SEPAK BOLA!! Wow!! Ya betul sekali, SEPAK BOLA!! Bicara masalah Sepak Bola...SENSITIF bangeut kayaknya ya....mungkin masih beRASA,,,Tentu Anda faham maksud saya? Tentu Anda tahu bagaimana hasil Final Sepak Bola Indonesia kemarin....atau Anda Tidak Tahu ??? Wah masa sih, padahal hasilnya diulang-ulang terus di semua media..termasuk Jejaring sosial pun tak luput dari kabar hasilnya. Banyak Facebookers dan Twitter’s Indonesia yg menulis status/twit secara ‘Emosional/Perasaan’...seperti “Turut Sedih...” “Turut Berduka...” “Turut Berkabung...” “Yah walaupun kalah di Sepak Bola, kita tetap menjadi JUARA UMUM...” dll...

Okey,okey...saya ngerti kok tentang perasaan itu... huft...sabar... Baiklah!! sekarang kita lupakan perasaan itu, masa kelam itu, KEGALAUAN itu...hehe. Kita sekarang beralih ke judul tulisan ini...yaitu MERAYAKAN KERJA KERAS...

BAYANGKANLAH...

Anda sedang menonton pertandingan sepak bola yg seru. Tim yg bertanding menggiring bola ke sana-kemari. Satu tim menjaringkan gol, lalu disusul tim lawan, lalu tim yg pertama membuat gol lagi. Saat tekanan mulai meningkat , Anda memperhatikan kedua tim itu dan melihat bahwa untuk setiap operan sempurna, setiap penguasaan lapangan, setiap gol, para pemain merakannya dengan membabi-buta; mereka menari, berteriak-riak, saling menepuk punggung, saling peluk. Mengapa ? karena mereka Tahu bahwa setiap LANGKAH itu AMAT BERARTI.

Sekali lagi, saya ulang Mengapa mereka melakukan itu ?? KARENA MEREKA TAHU bahwa SETIAP LANGKAH itu AMAT BERARTI..

Para Pemain tersebut (sebenarnya, pemain tim kejuaraan apa pun) tahu bahwa setiap kesuksesan, setiap langkah menuju kemenangan akan memacu mereka jika langkah itu ditambatkan pada perayaan. Jadi, mereka mengakhiri setiap kesuksesan dengan perayaan, menegaskan atau menambatkan keadaan prestasi puncak. Pujian yang mereka dapatkan akan mendorong mereka tetap dalam keadaan prima. Kemudian, jika di lain waktu seorang pemain menghadapi tantangan permainan yg berat, asosiasi positif perayaan akan mendorongnya maju. 

Biasanya pada saat kita mencapai sesuatu, kita hanya melanjutkan ke kegiatan selanjutnya, tanpa menciptakan daya pendorong istimewa untuk mengulang keberhasilan itu.

Nah sekarang kita masuk ke pengajar/guru/Dosen.. Sebagai Dosen, Anda layak menanamkan bibit kesuksesan, dan selalu menghubungkan belajar dengan perayaan.

Perayaan membangun keinginan untuk sukses. Jadi rayakanlah sering-sering. Contoh bentuk perayaan menyenangkan yg biasa digunakan, 

- Tepuk Tangan: Teknik ini terbukti tidak pernah gagal memberikan inspirasi. Cobalah variasi tepuk tangan , misalnya bertepuk tangan membentuk lingkaran. 

- Catatan Pribadi: Sampaikan kepada mahasiswa secara perseorangan untuk mengakui usaha keras, sumbangan pada kelas, perilaku atau tindakan yg baik hati. 

Dan lain-lain... (bisa Anda baca di Quantum Teaching)

Mengadakan perayaan bagi mahasiswa akan mendorong mereka memperkuat rasa tanggung jawab dan mengawali proses belajar mereka sendiri.

Perayaan akan mengajarkan mereka mengenai motivasi hakiki tanpa “Insentif”. Mahasiswa akan menanti kegiatan belajar, sehingga pendidikan mereka lebih dari sekadar mencapai nilai tertentu. InsyaAllah..

Ya, itulah yg ingin saya bagikan, mudah-mudahan bermanfaat.


Ditulis pada hari ini tgl 22-11-2011
Oleh Andria Pragholapati

Naik Motor ke Jakarta

Bismillahirahmanirrahim…



Ada seorang dosen berkata kepada mahasiswanya.

“Kalau berangkat dari sini (bandung) ke jakarta naik motor bisa sampai tidak ?”

Lalu muridnya bilang, “InsyaAllah bisa pak!”

“Betul ?”

“Betul pak! Saya pernah naik motor ke jakarta pak”, kebetulan mahasiswa yg jawabnya memang orang jakarta.

“baik, saya nanya lagi. Perginya pagi, siang, atau malam?”

“Alhamdulillah, semuanya sudah pernah, saya pergi pagi pernah, siang pernah, malam juga pernah.”

“Kalau pergi malam hari lampu motornya nyala ?”

“Ya nyala lah pak..klo mati mah g berangkat pak.

“Lho kok g berangkat ?”

“Habis gelap pak, jalannya ga keliatan.”

***

Padahal jalannya tetap,tidak berubah. Tapi mahasiswa tersebut memilih tidak berangkat karena lampu motornya tidak nyala sehingga tidak terlihat jalannya.

MasyaAllah.... 

Setiap manusia pasti pernah punya masalah...hidup tidak pernah lepas dari masalah... kalau kita lihat dari cerita tadi kita belajar... kalau kita lagi punya masalah terus hati kita “nyala” , jalan keluar akan terlihat sehingga kita sampai pada penyelesaian masalah. Tapi kalau kita lagi dapat masalah sedangkan hati kita g “nyala” maka jalan keluar pun tidak akan terlihat... masalah tidak sampai selesai...



Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan berimanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepadamu dua bagian, dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan dan Dia mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 57. Al Hadiid : 28

Andria Pragholapati
 

Kecerdasan


Manusia hanyalah produk dari pikirannya. Ia menjadi apa yang ia pikir. –Gandhi



Howard Gardner, seorang profesor psikologi dari Harvard, yg menyimpulkan bahwa sistem pendidikan kita gagal karena sistem ini hanya mengukur jenis kecerdasan tertentu. Menurut Gardner, sebenarnya ada delapan bidang kecerdasan atau kompetensi, dan ia meneguhkan bahwa nyaris setiap orang adalah genius dalam satu atau dua dari delapan bintang yang akan saya jelaskan di bawah:

Kecerdasan Linguistik: Kemampuan untuk mengerti dan menguasai bahasa dan ungkapan verbal. Apakah Anda pandai dalam berbicara, mengungkapkan perasaan, pikiran, dan gagasan? Apakah rekan-rekan kerja meminta Anda mengucapkan beberapa kata di rapat-rapat? Apakah teman-teman meminta bantuan Anda mengatakan sesuatu kepada orang lain karena Anda selalu mengetahui apa yg benar untuk dikatakan? Marthin Luther King dan John F. Kennedy adalah contoh yg baik dari kecerdasan linguistik. Pertimbangkan pidato Martin Luther King “I Have a Dream” yg sangat menggugah, bagaimana daya retorikanya mengundang seluruh bangsa untuk ikut bersatu dengan impian persatuannya. Atau bagaimana pidato tahunan John f. Kennedy- “Jangan tanya apa yg bisa dilakukan negara bagimu, tanya apa yg bisa kaulakukan bagi negara.”- memberikan potret diri kita sebagai idealis dan aktivis. Kecerdasan linguistik merekalah yg membuat kita semua berhenti, mendengar, dan belajar.

Kecerdasan Musikal

Kapasitas untuk mencipta dan menangkap pola-pola, ekspresi, dan komposisi musik. Apakah Anda keluar dari pertunjukkan musik sambil menggumamkan setiap nadanya? Memainkan alat musik adalah sesuatu yg mudah bagi Anda? Mozart, yang menyusun musik sebelum anak-anak lain mengenal warna, akan masuk dalam kategori ini. Apakah anda mempunyai kemampuan mendengar semua kompleksitas dan seluk beluk setiap alat musik, membangun sebuah rajutan musik yang ajaib, atau menghabiskan lagu karaoke lebih cepat dari orang lain?

Kecerdasan Logika-Matematika

Keterampilan menghitung dan pemikiran sebab-akibat sering kali ditunjukkan para ahli matematika, juara catur, dan miliarder yg memberikan Microsoft kepada kita. Kecerdasan yg satu inilah yg diukur dalam sistem sekolah kita, yg menekankan pemikiran logis, dan deduksi: beri saya masalah kata, dan saya akan memberi Anda Jawaban. Namun, pengertian akan ini hanyalah salah satu dari delapan kecerdasan yg tersedia bagi kita, dan banyak orang mengalami kekurangan di bidang ini. Jika Anda seorang insinyur atau ilmuwan, kemungkinan besar Anda memiliki kecerdasan logika-matematika yg tinggi.

Kecerdasan spasial

Kemampuan memvisualkan masalah-masalah rumit dan menghargai ruang dan tata letak yg luas. Meskipun nyaris dikeluarkan dari sekolah, Einstein masuk ke dalam kategori ini. Ia belum bisa bicara sampai usia empat tahun, ia belum bisa membaca sampai usia tujuh tahun. Guru-gurunya menganggap dia mengalami kelambanan mental, tidak sosial, dan selalu terbuai dalam impian-impian bodhonya. Einstein dikeluarkan dan tidak diterima di Sekolah Politeknik Zurich. Akan tetapi, ia memiliki kemampuan membayangkan dirinya di sorot cahaya, bergerak maju, sambil mengorelasikannya dengan waktu dan akhirnya memunculkan rumus terkenalnya E=mc2. Inilah contoh terbagus dari kecerdasan spasial.

Kecerdasan kinestesis-tubuh

Koordinasi yg hebat dalam tugas jasmani yg rinci atau tugas besar dari otot-otot besar. Seorang atlet profesional akan masuk dalam kelompok ini, begitu pula penari dan pelatih kuda. Berapa banyak orang yg Anda kenal yg sangat atletis, tetapi berkinerja akademis yg kurang baik?

Kecerdasan intrapersonal

Pengertian yg mendalam tentang diri, pengalaman internal, emosi, motif dan pikiran Anda.orang-orang yg memiliki kecerdasan ini sungguh0sungguh bersentuhan dengan siapa diri mereka. Mereka sering kali sangat terampil dalam mengomunikasikan pikiran dan perasaan internal mereka, tetapi tidak selalu demikian karena ini bersimpangan dengan kecerdasan linguistik. Banyak filsuf dan mistik, seperti Walt Whitman, Ralph Waldo Emerson, Buddha, atau Yesus, bersinar dalam kategori ini.

Kecerdasan interpersonal

Kemampuan mudah memahami orang lain-niat dan kepedulian mereka. Anda melihat perbedaannya dengan kecerdasa intrapersonal? Intrapersonal adalah memahami diri sendiri; interpersonal adalah memahami orang lain. Orang-orang yg memiliki kecerdasan ini sangat berempati dan peduli pada bagaimana suatu tindakan akan mempengaruhi orang lain. Banyak perempuan yg mengatakan kepada saya bahwa mereka berharap kalau saja suami mereka memiliki kecerdasan yg satu ini!

Kecerdasan naturalistis

Seseorang yg memiliki penghargaan dan pengertian yg mendalam terhadap semua tindakan lingkungan dan ekologi. Dengan kata lain, seseorang yg mengerti bahwa di dunia alami, setiap tindakan memiliki reaksi berlawanan yg setara. Al gore dan ervin laszlo adalah dua contoh yg muncul di benak saya.

Ah Gila!

Pernahkah Anda sadari bahwa pada saat Anda memutuskan untuk MENJADI SESUATU atau MELAKUKAN SESUATU anda harus melalui sebuah FASE dimana anda diuji habis-habisan? Fase dimana anda akan merasakan rasa sakit yang sangat-sangat menyakitkan? Fase dimana Anda merasakan penolakan dari banyak orang termasuk orang terdekat anda?

Contohnya, jika anda memutuskan untuk menjadi MUSISI atau ingin BER-BISNIS atau ingin melakukan HAL BESAR APA SAJA yang anda ingin WUJUDKAN, maka pada saat FASE ON THE WAY THERE atau FASE PROSES MENUJU KESANA anda akan mendapatkan begitu banyak komentar negatif, nasihat negatif, nasihat untuk berhenti melakukan apa yang anda inginkan yang datang dari banyak orang termasuk orang terdekat anda?

Mereka akan bilang hal yang anda lakukan itu ber-resiko, jalan yang anda ambil adalah kesalahan besar, anda hanya buang-buang waktu percuma, hal yang anda lakukan itu luntang-lantung, ga menjamin kepastian hidup, hal itu tidak pasti untungnya, dll. dll?

Tapi PADA SAAT ANDA BERHASIL maka mereka semua akan MEMUJI-MUJI ANDA dan berkata ANDA SANGAT HEBAT!

Hmmm... aneh bukan?

Kebanyakan orang menjadi gagal dalam menggapai MIMPI MEREKA karena pada saat PROSES menjadi SESUATU tersebut mereka TIDAK TAHAN menghadapi semua ujian dan test serta hinaan dari banyak orang yang SE-ENAKnya KASIH Komentar!

dan anda harus PERCAYA bahwa 99% orang diluar sana memang SADAR TIDAK SADAR HOBI MEMBERIKAN KOMENTAR SE-ENAKNYA!

Kebanyakan cerita tentang Musisi dan Bisnis-man serta para Ilmuwan dan Orang-orang hebat di dunia ini mereka mengalami sendiri FASE GILA ini! mereka dicaci, dihina, dimaki, dicemooh dan diberi "nasihat halus" untuk mundur dari mimpi mereka!

Tapi apa yang mereka lakukan?

Apakah mereka mundur dan menangisi Mimpi mereka yang tinggal mimpi?

TIDAK! Mereka trus mengejar mimpi mereka dengan STRATEGI yang membuat mereka BERHASIL!

Lihat cerita Thomas Alpha Edison, Donald Trumph, Bill Gates, Colonel Sanders dan banyak-banyak-banyak lagi!

Mereka adalah PEJUANG MENTAL diri mereka sendiri!

Apa maksudnya?

Maksudnya adalah, mereka melawan KESAKITAN diri mereka sendiri untuk terus berjuang... tapi... dengan STRATEGI yang tepat tentunya...

Ingat cerita the Wright Brothers yang pernah dihina oleh hampir seluruh orang pintar di-didunia karena mereka punya cita-cita untuk membuat orang bisa terbang?

Bahkan mereka jadi bahan olok-olokan dan mendapat julukan badut karena mereka mereka melompat-lompat menggunakan sayap dari kayu supaya bisa terbang... (anda pasti sudah pernah lihat video kuno orang yang melompat-lompat pakai sayap kayu kan? Itulah mereka)

Sekarang, Siapa yang tidak tau yang namanya airport dan pesawat terbang?

Saya akan berikan Anda STRATEGI untuk dapat MELEWATI ujian-ujian dalam FASE PROSES ON THE WAY THERE dengan SEMPURNA!

Strateginya cuma DUA yaitu:

PEDULI SETAN DENGAN ORANG YANG MAU MENJATUHKAN SAYA!

Dan

FOKUS DENGAN APA YANG SAYA KEJAR!

Mudah sekali bukan?

Lalu HAL TERBESAR apa yang harus saya KORBANKAN untuk mengejar mimpi saya? Hanya SATU!..

Apa itu?

BUANG RASA MALU ANDA!

Jangan pernah MERASA MALU untuk MELAKUKAN apa yang anda kejar, jangan merasa malu MENYATAKAN apa yang anda mau, jangan pernah MUNDUR karena ucapan-ucapan kecil yang menyakitkan hati anda!

GO FOR WHAT YOU WANT TO BE! NO-MATTER-WHAT-THEY-SAY!

Small-Entrepreneurship

Bismillahirahmanirrahim…

“Many greatman started as newspapers boys,
Banyak orang besar awalnya adalah penjual koran,” kata orang bijak
Dalam sebuah buku , dikatakan Kewirausahaan (entrepreneurship) tidak terjadi begitu saja tetapi hasil dari suatu proses yg panjang dan dimulai sejak seseorang masih kecil, ini sesuai dari hasil penelitian yg dilakukan oleh Collin dan Moores (1964) dan Zaleznik (1976) yg mengatakan “The act of entrepreneurship is an act patterned after modes of coping with early childhood experience.”

Tahun-tahun pertama kehidupan akan membuat perbedaan yg berarti dalam periode kehidupan berikutnya.

Kesulitan yg mereka temui (di masa kecil) membuat banyak diantara mereka yg kemudian memiliki suatu misi, mereka ingin membuktikan bahwa dunia salah, mereka ingin menunjukkan kepada setiap orang bahwa mereka dapat menghasilkan sesuatu. Mereka mempunyai keinginan yg kuat untuk membalikkan kesalahan-kesalahan yg dilakukan terhadap mereka pada masa-masa awal kehidupan.

Di sisi yg lain...

Sejak kecil kita selalu dibebani gambaran bahwa menjadi pegawai adalah satu-satunya tujuan yg harus dicapai. Orang tua kita menginginkan agar anaknya bisa menjadi ambtenaar/pegawai. Target yg harus diraih sang anak, jadilah pegawai kantoran saja. Prestise lebih diunggulkan dibandingkan prestasi. Orang cenderung lebih memperhatikan gengsi dibanding kerja keras untuk berprestasi. Yang lebih diutamakan adalah kepentingan status pribadi dan ini semakin lama semakin berkembang negatif.(dikutip dari Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec, Muhammad Saw sebagai Entrepreneur dan Pemimpin Bisnis)

“Gola kalau sudah besar mau jadi apa?”

“Jadi dokter gigi,”jawab gola, seorang bocah berusia lima tahun.*

Sejak kecil kita diajarkan untuk memiliki cita-cita semacam dokter, insinyur, guru, dan pekerjaan formal lainnya, profesi-profesi yg menurut Robert T. Kyosaki, termasuk “self employee”.

Jarang orangtua yg mengajarkan, mengarahkan dan membimbing anaknya untuk menjadi pengusaha. Pemikiran seperti itu bisa dimaklumi dalam masyarakat kita yg mementingkan status dan kedudukan sosial yg mapan di samping peran kultural sebagai sisa-sisa penjajahan yg begitu lama.

Di masa kecil kita sudah terbiasa dihadapkan pada kenyataan hidup yg sebenarnya cukup merugikan pertumbuhan jiwa dan pribadi kita di kemudian hari. Apalagi masyarakat sekarang sudah termasuk golongan masyarakat dengan kehidupan ekonomi atau sosial cukup baik. Pola kehidupannya ternyata kurang menguntungkan pendidikan anak-anak mereka sendiri.

Dari kecil kita sudah diajari pula untuk membatasi diri pada lingkungan hidup tertentu saja. Muncullah pengelompokan-pengelompokan dalam masyarakat yg non-formal sifatnya. Sebagai keturunan orang gedongan, ia tidak diperkenankan sembarangan bergaul. Ia diisolir oleh gambaran-gambaran yg bisa meracuni keyakinan hidupnya di kemudian hari. Konsekuensinya ia akan bisa menutup diri dan hanya bergaul dengan sekelompok masyarakt tertentu saja. Pandangan hidup dan pola berpikirnya akan sempit dan kerdil. Kebiasaan itu dapat mempertebal orientasinya. Ia tumbuh menjadi pribadi yg menitik beratkan gengsi atau status, kalau keluarganya tidak membekalinya dengan prinsip-prinsip hidup yg kokoh.

Bagi keluarga yg berada, segala kebutuhan, keperluan anak selalu tersedia. Pokoknya tugas anak hanya sekolah dan belajar. Pendekatan manusiawi oleh kedua orangtua dalam masa pendidikan banyak terlupakan. (dikutip dari Valentino Dinsi,SE, MM, MBA, Persoalan Dasar Entrepreneurship di Negara Kami Indonesia (Mungkin juga di Negara Anda?), Jangan Mau Seumur Hidup Jadi Orang Gajian #2 )

Mari kita lihat dunia olahraga, Atlet China dan Sepakbola Brasil...

Di dunia ini para atlet sudah dipupuk sejak kecil untuk berbakat.

Dalam sebuah Video pada situs YouTube,tampak dua anak perempuan berkebangsaan China berusia sekitar enam tahun. Tangan kedua anak itu bergelayut memegang sbatang kayu bulat seperti yg biasa kita lihat di ruang-ruang senam. Keduanya tampak menahan sakit, memegang erat kayu yg menggantungkan badannya. Dengan posisi berjajar, mereka bersaing menahan rasa sakit dan tak mau jatuh lebih dulu daripada orang lain. Siapa yg jatuh lebih dulu berarti kalah. Proses itu berlangsung beberapa menit, mungkin 20 atau 30 menit, disaksikan seorang pelatih yg disiplin.

Salah satu diantara keduanya mulai meringis lalu tersungkur ke bawah sambil menangis. Video kemudian beralih pada kumpulan anak laki-laki yg sedang berlatih melenturkan tubuhnya. Seorang anak berusia sekitar tujuh tahun tampak bingung. Tiba-tiba seorang dewasa menendang kakinya. Sang pelatih menahan punggung anak tersebut lalu menarik tangannya ke belakang dengan kasar membentuk sikap kayang. Seakan-akan si pelatih ingin mengatakan: “Cepat, lakukan saja. Begini caranya.” Atau, “Ah, begitu saja sakit , ayo!”

Selanjutnya, seorang anak tengkurap ke lantai mencoba menghubungkan ujung jari tangan dengan jari kakinya. Seorang instruktur berbadan tinggi menyambar anak itu dan menduduki pantatnya, lalu ia menarik kedua tangan anak itu ke belakang.

Melihat hal tersebut...apa yg saudara rasakan...

Ada rasa kasihan, sayang, dan kemanusiaan yg dalam yg membuat saya dan saudara mengurut dada. Tetapi itulah kamp latihan yg membentuk atlet-atlet calon penerima hadiah Olimpiade di China. Mereka berlatih sangat keras sejak kanak-kanak. Tak semua orang secara otomatis akan berhasil tentunya. Tetapi itulah proses yg mereka lewati...

Ada yg berkomentar pada tayangan tersebut, bahwa mereka mendukung dengan latihan seperti itu..anak itu dikirim orang tua mereka untuk mengubah nasib mereka. Mereka telah melewati jalan yg panjang, seleksi berliku-liku, sebelum sampai kesana...tapi ada juga yg tidak sependapat dengan pernyataan tersebut..mereka mengecam latihan seperti itu bahwa hal tersebut bukanlah cara yg baik untuk membentuk masa depan.

Sekarang mari kita ke Brasil...

Di Brasil, anak-anak kampung di kantong-kantong kemiskinan memiliki keterampilan bersepakbola. Mereka bukan hanya meraih keterampilan itu melalui deep-practice di pantai-pantai yg medannya berat, melainkan juga berlatih dengan bola-bola kecil yg lebih berat. Sejak awal abad ke-20 anak-anak muda dan remaja Brasil sudah terbiasa bermain futsal. Dan Saudara Tahu, dalam permainan futsal seseorang akan “menggoreng “ bola lebih lama dibandingkan dalam sepakbola konvensional karena masing-masing tim hanya beranggota lima orang. Akibatnya, mereka terlibat dalam latihan yang lebih intensif. Kalau tak ada bola karet, mereka menggunakan kepala boneka plastik, buah kelapa, kertas yg dipadatkan, bahkan batu-batu dan jeruk lemon. (dikutip dari Prof. Rhenald Kasali Ph.D., Myelin)

Mari kita belajar dari anak kecil...

Ketika saya dan saudara masih kecil, orang dewasa di sekitar kita akan menasehati kita agar menggantungkan cita-cita setinggi langit. Jangan takut untuk bermimpi, langit adalah batasnya. Dan karena langit itu tak terbatas, berarti impian dan cita-cita kita juga tak terbatas. Mungkin banyak dari kita yg bercita-cita menjadi dokter gigi, pilot, bahkan presiden.

Saat kita beranjak dewasa, orang-orang itu akan menasehati kita agar jangan mimpi terlalu tinggi, karena kalau jatuh sakit. Benar-benar nasihat yg bertolak belakang 180 derajat.

Maka jangan heran kalau saudara menemukan bahwa anak kecil adalah makhluk yg unik, paling pemberani di seluruh dunia. Karena dia tidak takut apa pun, dia punya imajinasi yg ‘liar’ karena telah dikondisikan demikian oleh orang dewasa di sekitarnya.

Untuk sukses kita perlu belajar dari anak kecil. Selain tidak takut apa pun, anak kecil juga sangat keras kemauannya. Seorang bayi atau anak akan menangis sedemikian rupa sampai mendapatkan apa yg dia inginkan. Kita bisa belajar dari ‘keuletan’ anak kecil untuk meraih keinginannya. (dikutip dari Bong Chandra, Motivator Termuda No.1 di Asia, Unlimited Wealth)

Teladan Sukses dalam Hidup dan Bisnis...

Muhammad Saw lebih dikenal sebagai seorang Rasul, pemimpin masyarakat atau “negara”, dan pemimpin militer. Padahal, sebagian besar kehidupannya sebelum menjadi utusan Allah SWT adalah seorang Pengusaha.

Muhammad Saw telah merintis karir dagangnya ketika berumur 12 tahun dan memulai usahanya sendiri (menjadi Entrepreneur)ketika berumur 17 tahun. Pekerjaan ini terus dilakukan sampai menjelang beliau menerima wahyu (beliau berusia sekitar 37 tahun). Dengan demikian, Muhammad Saw telah berprofesi sebagai pedagang selama ± 25 tahun ketika beliau menerima wahyu. Angka ini sedikit lebih lama dari masa kerasulan beliau yg berlangsung selama + 23 tahun.

“Seorang yg membawa tambang lalu pergi mencari dan mengumpulkan kayu bakar lantas dibawanya ke pasar untuk dijual dan uangnya digunakan untuk mencukupi kebutuhan dan nafkah dirinya maka itu lebih baik dari seorang yg meminta-minta kepada orang-orang yg terkadang diberi dan kadang ditolak.” (Mutafaq’alaih)

“Sesungguhnya Allah Ta’ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yg halal.” (HR. Adailami)


Diketik oleh :
Andria Pragholapati
Jum’at, 4 November 2011