Senin, 18 Agustus 2014

Besarnya Cobaan

“Aku heran terhadap orang mukmin. Tiada Allah memutuskan sesuatu untuknya melainkan ia baik baginya.”

Yakni bahwa cobaan itu adalah suatu kebaikan. Dan bagi orang yang diuji adalah dikasihi oleh Allah, manakala dia sabar atas ujian yang ditimpakan oleh Allah dan rela menerimanya.

Ada sebuah Hadits yang dikelurkan oleh Ad-Darimi (2/318) dan Ahmad (6/16) dari Hammad bin Salamah: “Telah bercerita kepadaku Tsabit, dari Abdurrahman bin Abi Laila dari Shuhaib yang mengisahkan:

“Suatu ketika Rasulullah Saw duduk bersama para sahabatnya. Tiba-tiba beliau tersenyum. Lalu beliau bersabda: “Tidakkah kamu bertanya tentang sesuatu yang membuatku tersenyum?” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, terhadap apa engkau tertawa?” Beliau bersabda:
“Aku heran kepada urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Jika sesuatu yang menyenangkan menimpanya ia memuji kepada Allah dan itu baginya adalah baik. Jika sesuatu yang menyusahkan menimpanya, lalu bersabar, maka itu pun juga baik. Dan tidak setiap orang dalam semua perkara adalah baik, kecuali orang mukmin.”

“Sesungguhnya besarnya pembalasan (pahala) itu bersama dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya manakala Alalh mencintai suatu kaum maka Dia akan menguji mereka. Barang siapa rela, maka untuknyalah kerelaan (Allah), barangsiapa yang murka, maka untuknya pula kemurkaan itu.”

“Manusia yang paling dashyat cobaannya adalah para anbiya’ kemudian orang-orang shalih. Sungguh ada salah seorang mereka diuji dengan kefakiran hingga dia tidak menemukan kecuali sehelai selimut yang dibungkusnya. Sungguh ada kalanya salah seorang dari mereka suka mendapat cobaan seperti bila salah seorang dari kamu suka mendapatkan kesenangan (kemudahan).”
“Manusia yang paling dashyat cobaannya adalah para anbiya’ kemudian orang-orang serupa lalu orang-orang yang serupa. Seseorang itu diuji menurut ukuran (dalam suatu riwayat ‘kadar’) agamanya. Jika agama kuat, maka cobaannya pun dashyat. Dan jika agamanya lemah, maka ia diuji menurut agamanya. Maka cobaan akan selalu menimpa seseroang sehingga membiarkannya berjalan di muka bumi, tanpa tertimpa kesalahan lagi.”

Hadits-hadits ini jelas menunjukkan bahwa seorang mukmin makin bertambah imannya, makin besar ujian yang menimpanya. Demikian pula sebaliknya. Jadi hadits-hadits itu dengan sendirinya membantah orang-orang yang mengira bahwa manakala seorang mukmin ditimpa cobaan; seperti dipenjara, diasingkan atau dipecat dari jabatannya dan lain sebagainya, adalah pertanda bahwa ia tidak diridhai oleh Allah SWT. Dugaan semacam itu salah sama sekali. Sedangkan Rasulullah sendiri, adalah orang yang paling mulia, namun sekaligus dia sebagai orang yang paling dashyat cobaannya, bila dibandingkan dengan para nabi lainnya.

HUSNUZH ZHAN (BAIK SANGKA) KEPADA ALLAH TA'ALA

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Nabi saw. bersabda : "Allah Ta'ala berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari kelompok mereka. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. jika ia mendekat kepadaKu sehasta maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw bersabda : "Sesungguhnya Allah berfirman : "Aku menurut dugaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya apabila ia ingat kepadaKu. (Hadits ditakhrij oleh Turmidzi).

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasulullah saw. bersabda : Allah swt. berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia mengingatKu dalam dirinya maka Aku mengingatnya dalam diriKu. Jika ia mengingatKu dalam kelompok orang-orang yang lebih baik dari padanya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepadaKu sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil". (Hadits ditakhrij oleh At Turmidzi).

Dari Abu Hurairah ra., dari Nabi saw, bersabda : "Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla berfirman : "Aku bersama hambaKu apabila ia ingat kepadaKu dan kedua bibirnya bergerak (mengucapkan dzikir) kepadaKu". (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata : Rasuulullah saw. bersabda : "Allah swt. berfirman : "Aku menurut sangkaan hambaKu kepadaKu, dan Aku bersamanya ketika ia mengingatKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam dirinya maka Aku ingat kepadanya dalam diriKu. Jika ia ingat kepadaKu dalam kelompok orang banyak maka Aku mengingatnya dalam kelompok yang lebih baik dari padanya. Jika ia mendekat kepadaKu sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia datang kepadaKu dengan berjalan maka Aku datang kepadanya dengan berlari-lari kecil''. (Hadits ditakhrij oleh Ibnu Majah).