Senin, 11 Agustus 2014

CURIGA dari sisi Keperawatan Jiwa

Pengalaman mengenai curiga dan dicurigai pernah kita alami. Tidak jarang diantara kita merasa curiga itu adalah perbuatan yang biasa, padahal dalam aspek kejiwaan itu merupakan masalah jiwa jika Selalu Curiga. Ada sebuah tulisan mengenai curiga yang mungkin bermanfaat. 

Perilaku Curiga adalah merupakan gangguan berhubungan dengan orang lain dan lingkungan yang ditandai dengan persaan tidak percaya dan ragu-ragu. 

Prilaku tersebut tampak jelas saat individu berinteraksi dengan orang lain atau lingkungannya. Prilaku curiga merupakan prilaku proyeksi terhadap perasaan ditolak, ketidakadekuatan dan inferiority. Ketika klien kecemasannya meningkat dalam merespon terhadap stresor, intra personal, ekstra personal dan inter personal. Perasaan ketidak nyamanan di dalam dirinya akan diproyeksikan dan kemudian dia akan merasakan sebagai ancaman/bahaya dari luar. Klien akan mempunyai fokus untuk memproyeksikan perasaannya yang akan menyebabkan perasaan curiga terhadap orang lain dan lingkungannya. Proyeksi klien tersebut akan menimbulkan prilaku agresif sebagaimana yang muncul pada klien atau klien mungkin menggunakan mekanisme pertahanan yang lain seperti: reaksi formasi melawan agresifitas, ketergantungan, afek tumpul, denial, menolak terhadap ketidaknyamanan.

Faktor Predisposisi Dari Curiga
  • Tidak terpenuhinya trust pada masa bayi 
  • Tidak terpenuhinya karena lingkungan yang bermusuhan 
  • Orang tua yang otoriter 
  • Suasana yang kritis dalam keluarga 
  • Tuntutan lingkungan yang tinggi terhadap penampilan anak 
  • Tidak terpenuhinya kebutuhan anak. 
Dengan demikian anak akan menggunakan mekanisme fantasi untuk meningkatkan harga dirinya atau dia akan mengembangkan tujuan yang tidak jelas. Pada klien, dari data yang ditemukan faktor predisposisi dari prilaku curiga adalah gangguan pola asuh. Di dalan keluarga klien merupakan anak angkat dari keluarga yang pada saat itu belum memiliki anak. Klien menjadi anak kesayangan ayahnya, karena klien dianggap sebagai pembawa rejeki keluarga. Sejak kelahiran adik-adiknya ( 7 orang ) klien mulai merasa tersisih dan tidak diperhatikan, merasa tidak nyaman, sehingga klien merasa terancam dari lingkungan keluarganya. Sejak itu klien tidak percaya pada orang lain, sering marah-marah dan mengamuk sehingga klien dibawa oleh keluarganya ke RS jiwa.

Masalah-Masalah Yang Muncul

  • Adanya kecemasan yang timbul akibat klien merasa terancam konsep dirinya, kurangnya rasa percaya diri terhadap lingkungan yang baru/asing. 
  • Marah, timbul sebagai proyeksi dari keadaan ketidakadekuatan dari perasaan ditolak. 
  • Isolasi sosial 
  • Menarik diri akibat perasaan tidak percaya pada lingkungan. Curiga merupakan afek dari mekanisme koping yang tidak efektif, klien menunjukan bingung peran, kesulitan membuat keputusan, berprilaku destruktif dan menggunakan mekanisme pertahanan diri yang tidak sesuai. 
  • Gangguan perawatan diri, klien berpenampilan tidak adekuat, dimana klien tidak mandi, tidak mau gosok gigi, rambut kotor dan banyak ketombe, kuku kotordanpanjang. Gangguan harga diri rendah, dimana klien mempunyai pandangan negatif terhadap dirinya ditunjukkan dengan prilaku menarik diri atau menyerang orang lain. 
  • Potensial gangguan nutrisi, pada klien curiga biasanya mengira makanan itu beracun atau petugas mungkin sudah memasukkan obat-obatan ke dalam minumannya, akibatnya tidak mau makan - minum. 
(tria hidayat)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar