Aktual dalam bahasan latin in actu, berarti suatu kejadian yang sedang terjadi, sedang dalam pembentukan kejadian lain dari yang lain (news), Aktual artinya peristiwa terbaru, terkini, atau hangat (up to date), sedang atau baru saja terjadi (recent events).(Romli,2003:35-36).
Menurut U. de Volder, OFM : De ethiek van de pers, disimpulkan bahwa sesuatu memperoleh nilai aktual adalah
1. Sedang terjadi
2. Jarang terjadi
3. Mempunyai hubungan dekat antara komunikator dengan komunikan yaitu hubungan waktu maupun tempat (relevansi)
4. Menarik perhatian (Ferdinand Enke Verlang Stuttgar, dalam Susanto, 1959:59)
Peristiwa yang baru terjadi tentu akan menarik perhatian pembaca. Suatu surat kabar apabila tidak cepat menyajikan informasi terkini akan ditinggalkan pembacanya, karena itulah, jam kerja wartawan 24 jam sehari. Karena peristiwa yang muncul seringkali tidak dapat diduga atau sembarang waktu.
Menurut H.J. Prakke dan Walter Hagemann dalam Susanto, membagi aktualitas ke dalam :
1. Aktualitas Primer
Kejadian yang lain dari yang lain, karenanya menarik perhatian, yang baru terjadi: makin cepat kejadian diberitakan, makin tinggi nilai aktualitasnya. Khususnya nilai aktualitas primernya.
2. Aktualitas Sekunder
Aktualitas yang walaupun terjadi dalam masa lampau, masih tetap mempunyai nilai aktual, diantaranya perkembangan–perkembangan agama, sejarah dan penemuan-penemuan sejarah sebagaimana penggaliannya sebagai hal yang aktual.
3. Aktualitas Tersier
Aktualitas yang terjadi dalam masa lampau tetapi dibuat aktual dengan memberikan dan menambahkan hal–hal yang baru.
4. Aktualitas Relatif
Suatu kejadian yang memperoleh nilai aktual terbatas pada segolongan ataupun sebagian penduduk saja. Contoh : penemuan–penemuan dalam bidang kedokteran merupakan sesuatu yang aktual untuk kalangan kedokteran dan kurang dinilai aktual di luar kedokteran.
5. Aktualitas Tersembunyi
Adalah umpamanya berita–berita yang oleh kalangan penguasa (penjajah) tidak diizinkan untuk disebarkan, akan tetapi cepat atau lambat, akhirnya menyebar juga melalui saluran–saluran lain di luar saluran terbuka. (Hagemann dalam Susanto,1959:25–26 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar