2.2.1 Pengertian Stres
Stres adalah respon tubuh yang sifatnya non-spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya. Misalnya bagaimana respon tubuh seseorang manakala yang bersangkutan mengalami beban pekerjaan yang berlebihan. Seseorang yang sedang mengalami stres dapat terlihat dari perubahan-perubahan fisik, psikologis dan perilaku (behavior changes) (Hawari, 2002).
Menurut Ivancevich and Matteson (2006), Stres adalah suatu respon adaptif, yang dipengaruhi oleh perbedaan individual dan atau proses psikologis, yang merupakan konsekuensi dari aksi eksternal (lingkungan), situasi atau peristiwa yang mengakibatkan ketegangan psikologis dan atau fisik terhadap seseorang. Aksi eksternal, peristiwa dan situasi dikenal sebagai sumber stres.
Sedangkan menurut Robbins (1993), stres merupakan kondisi dinamik yang mana seorang individu dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala, atau tuntutan yang dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkannya dan yang hasilnya dianggap sebagai tidak pasti dan tidak penting.
2.2.2 Stres Kerja
Gibson et al. (dalam Yulianti, 2000:9) mengemukakan bahwa stres kerja dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus, stres sebagai respon dan stres sebagai stimulus-respon. Stres sebagai stimulus merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada lingkungan. Definisi stimulus memandang stres sebagai suatu kekuatan yang menekan individu untuk memberikan tanggapan terhadap stresor. Pendekatan ini memandang stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu.
Pendekatan stimulus-respon mendefinisikan stres sebagai konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Stres dipandang tidak sekedar sebuah stimulus atau respon, melainkan stres merupakan hasil interaksi unik antara kondisi stimulus lingkungan dan kecenderungan individu untuk memberikan tanggapan.
Definisi stres kerja menurut Ivancevich and Matteson (2006) tidak berbeda jauh dengan definisi stres secara umum yaitu suatu respon adaptif yang merupakan konsekuensi dari tuntutan lingkungan kerja yang mengakibatkan ketegangan psikologis dan atau fisik seseorang.
2.2.3 Moderator
Moderator adalah suatu kondisi, perilaku atau karakteristik yang memenuhi syarat hubungan antar dua variable. Dampaknya mungkin menguatkan atau melemahkan hubungan tersebut. Beberapa faktor yang menentukan apakah individu mengalami stres dalam pekerjaan atau situasi lain, antara lain:
1. Persepsi
Persepsi individu terhadap situasi merupakan faktor yang sering menentukan kekuatan stres. Berat tidaknya situasi yang dirasakan individu dipengaruhi oleh hasil evaluasi individu terhadap situasi dan kemampuan menghadapi situasi yang menimbulkan stres.
2. Pengalaman Lampau
Individu dapat mengalami situasi yang lebih atau kurang menimbulkan stres. Hubungan antara pengalaman dan stres didasarkan atas reinforcement. Latihan atau praktek di masa lalu membuat pekerja lebih tenang dan mengatasi stressor secara kompeten yang pada akhirnya mengurangi stres. Reinforcement atau keberhasilan mengatasu situasi yang sama dapat mengurangi stres yang dialami individu sedangkan kegagalan terhadap kondisi yang sama dapat meningkatkan stres pada saat individu menghadapi suatu situasi.
3. Dukungan Sosial
Kehadiran orang lain mempengaruhi bagaimana individu di tempat kerja mengalami stres dan bereaksi terhadap stres. Kehadiran rekan kerja dapat meningkatkan kepercayaan diri individu, memungkinakan individu untuk melakukan coping secara lebih objektif tehadap stres.
4. Perbedaan Individual
Karakteristik invidu dapat menjelaskan beberapa perbedaan dalam cara pekerja mengalami dan bereaksi terhadap stres.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar