Reaksi-reaksi yang umum pada anak hospitalisasi berdasarkan usia sampel dalam penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Usia pra sekolah (3-6 tahun)
a. Mekanisme pertahanan utama anak usia prasekolah adalah regresi. Mereka akan bereaksi terhadap perpisahan dengan regresi dan menolak untuk bekerja sama.
b. Anak usia prasekolah merasa kehilangan kendali karena mereka mengalami kehilangan kekuatan mereka sendiri.
c. Takut terhadap cidera tubuh dan nyeri mengarah pada rasa takut terhadap mutilasi dan prosedur yang menyakitkan.
d. Keterbatasan pengetahuan mengenai tubuh meningkatkan rasa takut yang khas; sebagai contoh, takut terhadap kastrasi (dicetuskan oleh enema, pengukuran suhu rectal, dan kateter) dan takut bahwa kerusakan kulit (mis. Jalur intravena dan prosedur pengambilan darah) akan menyebabkan bagian dalam tubuhnya menjadi bocor.
e. Anak usia prasekolah menginterpretasikan hospitalisasi sebagai hukuman dan perpisahan dengan orang tua sebagai kehilangan kasih sayang.
2. Usia sekolah (6-12 tahun)
a. Mekanisme pertahanan utama anak usia sekolah adalah reaksi formasi, suatu mekanisme pertahanan yang tidak disadari, anak menganggap suatu tindakan adalah berlawanan dengan dorongan hati yang mereka sembunyikan. Biasanya, anak menyatakan bahwa mereka berani saat anak merasa sangat ketakutan.
b. Anak usia sekolah dapat bereaksi terhadap perpisahan dengan menunjukkan kesendirian, kebosanan, isolasi, dan depresi. Mereka mungkin juga memperlihatkan agresi, iritabilitas, dan ketidakmampuan dalam berhubungan dengan saudara kandung dan teman sebaya.
c. Perasaan hilang kendali dikaitkan dengan bergantung kepada orang lain dan gangguan peran dalam keluarga.
d. Takut cidera dan nyeri tubuh merupakan akibat dari rasa takut terhadap penyakit, kecacatan, dan kematian.
3. Usia remaja (12-18 tahun)
Perhatian remaja hospitalisasi berfokus pada perubahan citra tubuh, berpisah dengan teman sebaya, penyakit sebagai hukuman (usia 12-14 tahun), kebebasan yang terbatas (karena prosedur perawatan).
a. Mekanisme pertahana utama antara lain penyangkalan dan pengalihan (mengganti focus dari objek atau perasaan yang tidak diinginkan kepada objek atau perasaan yang lebih dapat diterima).
b. Kehilangan kendali yang berhubungan dengan kehilangan identitas dan ketergantungan yang dipaksakan, kemungkinan menyebabkan remaja berespons dengan penolakan, tidak mau kerja sama, pernyataan diri, marah atau frustrasi. Mereka dapat menarik diri bahkan dari teman-teman sebayanya.
c. Ketakutan remaja terhadap mutilasi dan perubahan seksual dapat ditunjukkan denga pertanyaan-pertanyaan mereka yang beragam, menolak orang lain, bertanya-tanya tentang perawatan yang adekuat, keluhan psikosomatik, dan reaksi seksual.
d. Pemisahan, terutama dari kelompok teman sebaya, dapat menyebabkan remaja semakin menarik diri, kesepian, dan bosan.
Dari uraian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa respon anak dari mulai usia prasekolah, sekolah hingga remaja terhadap hospitalisasi berbeda serta bagaimana cara mengungkapkan persepsinya dalam bentuk bahasanya pun berbeda terhadap perawat dan perilaku perawat pada penelitian ini. Bagaimanapun data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data yang bernilai dalam memberikan pengetahuan tentang bagaimana persepsi anak yang dirawat terhadap perawat dan perilaku perawat berdasarkan bahasa anak.
Seluruh anak-anak dalam penelitian ini melaporkan positif feeling tentang perawat. Mereka menggunakan kata-kata atau ungkapan yang menggambarkan perawat dan perilaku perawat seperti penolong mereka, sesorang yang melindungi mereka, ramah, baik, perhatian, jujur, manis, penyabar, humoris, lembut, bersahabat, dan sensitive terhadap keadaan mereka. Anak yang lainnya terlebih-lebih mengatakan perawat adalah seorang yang menjadi panutan. Sebagian besar anak-anak yang lain yang mengalami ketakutan di rumah sakit mengatakan bahwa perawat menolong mereka menghilangkan rasa takut yang berhubungan dengan proses hospitalisasi. Komentar-komentar tersebut merupakan penghargaan yang sangat tinggi dari mereka dimana anak-anak sangat membutuhkan perawat dan pengaruh perawat dapat membuat pengalaman tersendiri bagi anak di rumah sakit.