Faktual yakni informasi tentang sebuah fakta (fact), benar–benar terjadi bukan fiksi (rekaan, khayalan, atau karangan). Fakta muncul dari kejadian nyata (real event), Pendapat (opinion), dan pernyataan (statement).
Sebuah peristiwa, baik berupa kejadian maupun ucapan orang dapat menghasilkan fakta. Suatu berita harus berisi informasi yang sesuai dengan keadaan sebenarnya atau laporan mengenai fakta sebagaimana adanya.
Penting
Penting disini menyangkut dua hal. Besar–kecilnya ketokohan orang yang terlibat dalam peristiwa (Prominence). Peristiwa yang melibatkan orang yang penting selalu menarik perhatian orang. Tokoh, pejabat, politisi, artis atau sosok terkenal lainnya, dalam dunia jurnalistik disebut “pembuat berita (news maker).
Dalam konteks demikian, rumus “jika anjing menggigit orang bukan berita, orang menggigit anjing itu baru berita” tidak berlaku. Pasalnya, jika yang digigit itu orang ternama tentu bisa menarik perhatian atau layak dijadikan berita.
Kedua, besar-kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat (consequences). Artinya peristiwa yang menyangkut kepentingan orang banyak atau berdampak pada masyarakat. Misalnya peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat secara luas, atau dinilai perlu diketahui dan diinformasikan kepada orang banyak, misalnya kebijakan pemerintah tentang kenaikan BBM, banjir, kemacetan, lalu lintas, cuaca, dan sebagainya.(Romli,2003:36–37)
Menarik
Menarik, artinya memunculkan rasa ingin tahu (curiousity) dan minat membaca (interesting). Peristiwa yang biasanya menarik perhatian pembaca–di samping aktual, faktual, dan penting–juga bersifat :
1. Menghibur, yakni peristiwa lucu atau mengandung humor yang menimbulkan rasa ingin tertawa atau minimal senyum.
2. Mengandung keganjilan, peristiwa yang penuh keanehan, keluarbiasaan, atau ketidaklaziman, misalnya kambing berkaki lima, dan sebagainya.
3. Memiliki unsur kedekatan (proximity). Peristiwa yang dekat baik secara geografis maupun emosional. Kedekatan geografis adalah jarak tempat peristiwa dengan tempat tinggal minoritas pembaca. “Berita itu dekat” kata Helter. “pembaca ingin mengetahui sesuatu mengenai benua mereka, negeri, negara bagian, kabupaten, kota, lingkungan warga, jalan, atau mungkin sekali tetangga mereka.” Emosional artinya kedekatan pribadi, misalnya hubungan keluarga, kesukuan, kebangsaan, atau ikatan persaudaraan karena sesama Muslim (ukhuwah islamiyah). Misalnya peristiwa pemulangan TKI ilegal oleh pemerintah Malaysia, penyiksaan tentara Israel terhadap Muslim Palestina, dan sebagainya.
4. Mengandung human interest. Yakni peristiwa yang menyentung emosi, menggugah perasaan, atau membangkitkan simpati. Misalnya peristiwa tentang kondisi korban banjir, korban tabrakan, suka–duka seorang penjaga rel kereta api dan sebagainya. Berita human interest, bisa dimaknai sebagai hal yang membangkitkan rasa gembira, marah, dan jengkel. Biasanya, peristiwa yang menyentuh emosi disajikan dalam feature berita.
5. Mengandung unsur seks. Yakni peristiwa yang berkaitan dengan kebutuhan biologis atau nafsu seksual manusia. Karena bernilai berita tinggi (diminati banyak orang), bahkan banyak media massa yang khusus menyajikan informasi tentang seks (media porno) dan menjadi “Koran kuning” (yellowpapers) penganut jurnalisme got (gutter journalism), yakni lebih menonjolkan pemberitaan tentang dunia hitam–seks dan kriminalitas.
6. Konflik, pertentangan, dan ketegangan. Misalnya peristiwa tawuran antarwarga, peperangan, perpecahan di tubuh pemerintahan atau partai politik, dan sebagainya.(Romli, 2003:38–39)
Penting disini menyangkut dua hal. Besar–kecilnya ketokohan orang yang terlibat dalam peristiwa (Prominence). Peristiwa yang melibatkan orang yang penting selalu menarik perhatian orang. Tokoh, pejabat, politisi, artis atau sosok terkenal lainnya, dalam dunia jurnalistik disebut “pembuat berita (news maker).
Dalam konteks demikian, rumus “jika anjing menggigit orang bukan berita, orang menggigit anjing itu baru berita” tidak berlaku. Pasalnya, jika yang digigit itu orang ternama tentu bisa menarik perhatian atau layak dijadikan berita.
Kedua, besar-kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat (consequences). Artinya peristiwa yang menyangkut kepentingan orang banyak atau berdampak pada masyarakat. Misalnya peristiwa yang akan berpengaruh pada kehidupan masyarakat secara luas, atau dinilai perlu diketahui dan diinformasikan kepada orang banyak, misalnya kebijakan pemerintah tentang kenaikan BBM, banjir, kemacetan, lalu lintas, cuaca, dan sebagainya.(Romli,2003:36–37)
Menarik
Menarik, artinya memunculkan rasa ingin tahu (curiousity) dan minat membaca (interesting). Peristiwa yang biasanya menarik perhatian pembaca–di samping aktual, faktual, dan penting–juga bersifat :
1. Menghibur, yakni peristiwa lucu atau mengandung humor yang menimbulkan rasa ingin tertawa atau minimal senyum.
2. Mengandung keganjilan, peristiwa yang penuh keanehan, keluarbiasaan, atau ketidaklaziman, misalnya kambing berkaki lima, dan sebagainya.
3. Memiliki unsur kedekatan (proximity). Peristiwa yang dekat baik secara geografis maupun emosional. Kedekatan geografis adalah jarak tempat peristiwa dengan tempat tinggal minoritas pembaca. “Berita itu dekat” kata Helter. “pembaca ingin mengetahui sesuatu mengenai benua mereka, negeri, negara bagian, kabupaten, kota, lingkungan warga, jalan, atau mungkin sekali tetangga mereka.” Emosional artinya kedekatan pribadi, misalnya hubungan keluarga, kesukuan, kebangsaan, atau ikatan persaudaraan karena sesama Muslim (ukhuwah islamiyah). Misalnya peristiwa pemulangan TKI ilegal oleh pemerintah Malaysia, penyiksaan tentara Israel terhadap Muslim Palestina, dan sebagainya.
4. Mengandung human interest. Yakni peristiwa yang menyentung emosi, menggugah perasaan, atau membangkitkan simpati. Misalnya peristiwa tentang kondisi korban banjir, korban tabrakan, suka–duka seorang penjaga rel kereta api dan sebagainya. Berita human interest, bisa dimaknai sebagai hal yang membangkitkan rasa gembira, marah, dan jengkel. Biasanya, peristiwa yang menyentuh emosi disajikan dalam feature berita.
5. Mengandung unsur seks. Yakni peristiwa yang berkaitan dengan kebutuhan biologis atau nafsu seksual manusia. Karena bernilai berita tinggi (diminati banyak orang), bahkan banyak media massa yang khusus menyajikan informasi tentang seks (media porno) dan menjadi “Koran kuning” (yellowpapers) penganut jurnalisme got (gutter journalism), yakni lebih menonjolkan pemberitaan tentang dunia hitam–seks dan kriminalitas.
6. Konflik, pertentangan, dan ketegangan. Misalnya peristiwa tawuran antarwarga, peperangan, perpecahan di tubuh pemerintahan atau partai politik, dan sebagainya.(Romli, 2003:38–39)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar