“Kebutuhan manusia terhadap ilmu pengetahuan itu porsinya lebih besar daripada makan dan minum, karena orang membutuhkan makan dan minum dalam sehari hanya sekali atau sampai tiga kali, Tetapi kebutuhan terhadap ilmu adalah sebanyak bilangan tarikan napasnya.”(Imam Ahmad)
Dalam tulisan ku ini saya ingin menceritakan bahwa orang sukses menjadikan membaca sebagai kebutuhan. Jendela Informasi yang terbuka lebar membuat arus informasi kiat pesat, informasi yang kita dapatkan hari ini bisa jadi keesokan harinya berubah, menjadi hal yang mungkin suatu teori yang kita telah pelajari di bangku kuliah saat ini akan tergantikan dengan teori baru saat nanti.
Oleh karena itu, membaca harus terus melaju..seiring dengan laju informasi. Dan tugas kita lebih banyak dibandingkan waktu yang tersedia Atau Ada Waktu tapi kita tidak memanfaatkannya sehingga tugas kita menumpuk menjadi banyak, dan akhirnya tidak selesai.
Dibawah ini ada sebuah pengalaman-pengalaman membaca, tapi sebelum itu mari saya ajak Anda menggunakan kekuatan OTAK alfa, untuk meningkatkan konsentrasi, meningkatkan kemampuan menangkap pesan, membaca jadi mudah.
Pertama-tama, Atur duduk Anda senyaman mungkin, serileks mungkin, lalu pejamkan mata Anda, dan tarik nafas dalam secara pelan dan teratur,tarik nafas dari hidung dan keluarkan lewat mulut, lakukan hal ini sebanyak 3x sambil berdzikir.
Baik, sekarang Anda sudah siap melanjutkan untuk membaca,
Tentu ada yang mengenal seorang Syuhada Era Modern, yaitu Imam Hasan al-Banna. Imam Hasan al-Banna memiliki pengalaman membaca kitab Mustaqbal ats-Tsaqafah fi Mishr (Masa Depan Budaya di Mesir), karya Thaha Husain selama 5 hari dengan membacanya di dalam kereta api selama perjalanan menuju tempat mengajar dan saat pulang karena kesibukan beliau.
Ada seorang yang sangat kecanduan membaca, namanya adalah Imam Abu Dawud. Imam Abu Dawud sangat kecanduan membaca sehingga membawa dan meletakkan kitabnya pada lengan baju yang memang sengaja dijahit longgar. “Lengan yang longgar sebagai tempat menyimpan kitab dan yang sempit tidak memiliki kegunaan.”
Kegemaran Imam Abu Dawud dalam membaca, beliau bawa kemanapun beliau pergi, baik pergi untuk keperluan duniawi maupun ukhrawi beliau selalu menyelipkan kitab di lengan bajunya yang longgar.
Riwayat ini mengingatkan saya pada cerita Paman saya yang pernah tinggal di Jepang. Paman saya mengatakan bahwa orang Jepang sangat gemar membaca, mereka membawa buku saku kecil kemanapun mereka pergi. Buku saku tersebut mereka baca baik sambil berdiri di kereta api, atau dimanapun mereka bisa mempergunakannya. Maka pantas kalau negara mereka maju karena diisi oleh orang-orang yang gemar membaca. Tidak menyia-nyiakan waktu untuk membaca.
Selain cerita di atas, saya pun mendengar bahwa keluarga di Amerika yang memiliki penghasilan menengah , memiliki perpustakaan kecil di toliet, beberapa buku lagi di simpan di tempat lain, dan majalah gosip di ruang keluarga. Wow..rumah tangga mereka di isi dengan buku-buku. Lalu bagaimana dengan penghasilan tinggi ? ya, mereka memiliki perpustakaan yang sesungguhnya..
Abdul Rahman Ibnu Taimiyah menceritakan tentang ayahnya, bahwa “Dahulu, bila kakek masuk kamar kecil maka beliau berkata kepadaku, ‘Bacalah kitab ini dan keraskan suaramu agar aku mendengarnya’!”
Subhanallah... Mereka menjadikan membaca sebagai suatu kebutuhan,lalu bagaimana dengan kita ?
“Kalau kita ingin sukses maka ikutilah jalan-jalan (kebiasaan) orang-orang yang sukses. “
Andria Pragholapati
Ditulis 3 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar